Jakarta, Harian Umum- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) Meminta Polda Metro Jaya agar tidak terlalu cepat memberikan statemen bahwa dua anak warga Pademangan, Jakarta Utara, bukan korban tewas akibat pembagian sembako oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI) di Monas, Sabtu (28/4/2018) lalu.
Pasalnya, sebuah media telah merilis pernyataan salah satu ibu korban yang menyatakan bahwa benar anaknya korban dari acara tersebut.
"Jadi confirmed ya, ada anak-anak yang tewas korban bagi-bagi sembako; ibu dan ketua RW berikan kesaksiannya. Maka polisi jangan cepat bilang hoax dan karenanya tak segera usut, tapi sigap banget tindaklanjuti persekusi, "peristiwa" yang berhasil alihkan isu dsri tewasnya kedua anak tersebut," kata politisi PKS itu melalui akun Twitter pribadinya, @hnurwahid, Selasa (1/5/2018).
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, membantah ada dua anak yang menjadi korban tewas akibat pembagian sembako di Monas oleh FUI pada Sabtu (28/4/2018) lalu.
Argo bahkan mengatakan kalau salah satu korban, yakni MR (Muhammad Rizki) memiliki keterbelakangan mental.
"Setelah kita tanya dokter yang jaga, yang bersangkutan kekurangan cairan atau dehidrasi dan suhu badan tinggi. Menurut keterangan orang tua korban, korban ada riwayat keterbelakangan mental," kata Argo saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Selasa (1/5/2018), seperti dilansir ROL.
Ia membantah kedua anak tersebut tewas akibat mengantre sembako, karena petugas kepolisian di sekitar Monas menyebut, korban MJ (13) tergeletak di sekitaran Monas, lalu dibawa ke RS Tarakan masih dalam keadaan hidup. Namun naas beberapa menit kemudian MJ dinyatakan meninggal.
Untuk korban tewas lainnya, MR (12), juga dinyatakan meninggal pada Minggu (29/4/2018) setelah sehari sebelumnya dibawa ke RS Tarakan.
"Setelah dicek kita dapatkan anak ini meninggal pada hari Minggu pukul 05.00 WIB," jelas Argo.
Namun wartawan VIVA yang mewawancarai ibunda Muhammad Rizki (MR) Saputra, Komariah (Kokom), mendapatkan fakta bahwa anak itu memang meninggal karena pembagian sembako di Monas.
Saat ditemui wartawan tersebut, Kokom masih emosional. Sambil terisak, dia menuturkan cerita saat dia dan anaknya ikut kegiatan bagi-bagi sembako yang diadakan oleh Forum Untukmu Indonesia.
Kokom mengaku mendapatkan kupon pembagian itu dari seorang warga di kawasan Pademangan, Jakarta Utara. Berbekal kupon itu, dia dan Rizki berangkat dengan bus bersama warga lain ke Monas.
Di Monas, Kokom menggambarkan suasana pembagian yang sangat ramai. Saat antrean, terjadi dorong-dorongan yang membuat Rizki terjatuh dan terinjak.
"Enggak didorong dari belakang saja, dari depan pun didorong. Anak saya didorong dari belakang enggak jatuh, dari depan (didorong) langsung begini jatuh, kakinya keinjak (jadi) biru. Sudah begitu saya dorong lagi yang depan, takut nginjak lagi kan," kata Kokom ketika ditemui VIVA di kontrakannya di Pademangan Barat, Jakarta Utara, Selasa (1/5/2018).
Kokom menuturkan anaknya juga sempat muntah-muntah, kejang dan juga pingsan. Dalam kondisi itu, Kokom mengaku sulit mendapatkan pertolongan dari orang-orang sekitar.
"Lima orang sudah saya tanya, 'maaf bu saya mau ke sini dulu'. Ya Allah enggak mau nolong, tega bener ya sama gue ya," ujar dia.
Rizki akhirnya mendapatkan pertolongan dan dia dibawa ke bagian kesehatan di lokasi. Namun karena kondisi Rizki semakin parah kondisinya, korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tarakan.
Di RS Tarakan, Rizki mendapat sejumlah penanganan, termasuk infus. Meskipun Rizki sempat sadar namun nyawa Rizki tak tertolong lagi dan meninggal dunia pada Minggu dini harinya. "Bertahannya sampai pagi, baru meninggal," kata Kokom.
Selain Rizki, satu korban meninggal lain diketahui bernama Muhammad Mahesa Junaidi. Namun keluarga Mahesa yang tinggal tak jauh dari rumah Rizki enggan memberikan keterangan. (man)