Jakarta, Harian Umum - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kementerian Agama RI agar membentuk Direktorat Jenderal (Dirjen) Pesantren di Kementerian Agama (Kemenag).
"Bapak Presiden melalui Mensesneg memerintahkan untuk segera mendirikan Dirjen Pesantren di Kementerian Agama Republik Indonesia," ujar Wakil Menteri Agama RI Muhammad Syafi'i usai Apel Peringatan Hari Santri 2025 di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
Dia menjelaskan, perintah tersebut telah diterbitkan melalui surat nomor B-617/M/D-1/HK.03.00/10/2025 tanggal 21 Oktober 2025.
"Jadi, dengan surat ini saya ingin menyatakan bahwa Presiden telah menyetujui untuk segera dibentuknya Dirjen Pesantren di lingkungan Kemenag untuk lebih bisa memberikan perhatian baik secara personel maupun pendanaan, dan tentu program untuk pemerintah lebih hadir untuk melayani perkembangan pesantren," kata Syafi'i.
Terpisah, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan, Presiden Prabowo membentuk Ditjen Pesantren bermula dari masalah bangunan ambruk di Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan 63 santri.
'Berkenaan dengan masalah izin Ditjen Pondok Pesantren, memang itu bermula dari beberapa waktu yang lalu ada kejadian yang menimpa saudara-saudara kita di Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
Ia menambahkan, dari peristiwa tersebut, Presiden Prabowo merasa perlu memberikan perhatian lebih kepada pondok-pondok pesantren di Indonesia. Terlebih, jumlah sekolah berasrama berbasis agama itu mencapai lebih dari 42.000.
Ia juga menyebut,, setidaknya ada sejumlah aspek yang menjadi perhatian Prabowo.
Pertama, masalah keamanan bangunan pondok pesantren. Peristiwa yang terjadi belakangan seolah membuktikan masih ada bangunan pondok yang tidak sesuai prosedur keamanan.
"Bapak Presiden memberikan petunjuk kepada kita, yang diwakili oleh Kementerian PU, untuk melakukan asesmen terhadap bangunan-bangunan pondok pesantren kita dari sisi keamanan secara teknis," kata Prasetyo.
Asesmen itu, lanjut Prasetyo, tidak hanya diberlakukan bagi pesantren, melainkan juga untuk lembaga-lembaga pendidikan berbasis agama yang lain, serta rumah-rumah ibadah seperti masjid, musala, gereja, dan lainnya.
Selain masalah bangunan, aspek lain yang diperhatikan Prabowo adalah masalah pendidikan. Kepala Negara menginginkan ada perhatian khusus untuk pendidikan dan pelatihan para santri, yang jumlahnya berkisar 16 juta orang di seluruh Indonesia. (man)