Jakarta, Harian Umum - Lebih dari 100 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ditutup Badan Gizi Nasional (BGN) karena melanggar standar operasional prosedur (SOP) Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Ada 112 yang sudah ditutup per hari ini. Dari 112 itu, yang menyatakan siap dibuka lagi 13, tapi nanti kita mau cek lagi," kata Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, dikutip komaps.com.dari Antara, Rabu (22/10/2025).
Namun, ia menambahkan, SPPG-SPPG yang ditutup itu bisa buka kembali kalau telah memenuhi syarat yang ditetapkan BGN.
"Nah, yang ditutup ini bisa dikasih izin lagi untuk buka, tentu dengan syarat dia sudah punya sertifikasi yang telah ditetapkan," katanya.
Nanik menjelaskan, seharusnya ada tiga sertifikasi yang harus dimiliki SPPG sesuai SOP yang telah ditetapkan pemerintah, yakni:
1. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS);
2. Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), dan
3. Sertifikasi halal.
Selain itu, SPPG juga harus memiliki sertifikat air bersih, dan dapur yang sesuai petunjuk teknis pemerintah dalam menjalankan program MBG.
'Karena masih banyak dapur yang ruang untuk pemorsiannya belum pakai pendingin, dan sekarang harus berpendingin, karena kalau tidak, itu berpotensi untuk membuat makanan cepat basi," jelas Nanik.
Diakui, sebelumnya BGN tidak mewajibkan dapur SPPG memiliki SLHS karena BGN punya standar sendiri, akan tetapi setelah terjadi keracunan, BGN mewajibkan setiap dapur SPPG memiliki SLHS.
Dari 12.510 dapur SPPG, yang diketahui telah memiliki SLHS hanya 35, karena dapur-dapur itu sebelumnya merupakan rumah makan atau restoran.
"Sekarang kan jumlah SPPG ada 12.510. Kalau dulu memang tidak mengharuskan SLHS, karena BGN punya standardisasi sendiri, tetapi sekarang, setelah ada kejadian (keracunan) itu kan harus ada SLHS, karena ada yang tidak menjalankan SOP. Misalnya, masaknya terlalu dini, kemudian ada juga yang ternyata belum mencuci ompreng pakai steamer (pemanas) dan belum disterilisasi kalau setelah dicuci," jelas Nanik.
Sebelumnya, dalam Sidang Kabinet Paripurna terkait kinerja satu tahun pemerintahannya di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025), Presiden Prabowo Subianto menyebut, sebanyak 1,41 miliar porsi MBG sudah diberikan kepada siswa sejak program tersebut dimulai pada 6 Januari hingga 20 Oktober 2025.
“Artinya, hari ini sudah 1.410.000.000 porsi MBG sudah dimasak dan dibagikan sejak tanggal 6 Januari 2025,” kata Prabowo
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyampaikan ada sekitar 36.700.000 anak dan ibu hamil yang menerima program MBG selama hampir 10 bulan berjalan, dan sebanyak 12.508 mitra dapur umum atau SPPG telah terbangun dan beroperasi.
Menurut Prabowo, jumlah tersebut hampir sama dengan enam kali jumlah populasi di Singapura. (man)