Jakarta, Harian Umum - Pemimpin umat katolik dunia, Paus Fransiskus telah tiba di Myanmar untuk memulai kunjungan 3 harinya di negara tersebut. Paus tiba pada Senin, 27 November 2017, sekitar pukul 15.00 waktu Yangon setelah terbang dari Roma pada Minggu malam. Kunjungan 3 hari paus tersebut meningkatkan tekanan terhadap Myanmar karena perlakuannya terhadap minoritas muslim tanpa kewarganegaraan.
Militer Myanmar dituduh melakukan kampanye pembersihan etnis melawan Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.
Paus Fransiskus akan bertemu dengan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. Paus juga akan mengadakan pembicaraan dengan panglima militer Min Aung Hlaing.
Kunjungannya merupakan kesempatan bersejarah bagi umat katolik Myanmar untuk lebih dekat dengan kepala gereja mereka. Jumlah umat Katolik di Myanmar diperkirakan sekitar 700.000 orang.
Krisis Rohingya membingkai kunjungan Paus. Tentara, yang mengelola negara dengan kepalan tangan besi selama hampir setengah abad, menegaskan bahwa operasi Rakhine adalah tanggapan yang proporsional terhadap teroris Rohingya yang menggerebek pos polisi pada akhir Agustus, menewaskan sedikitnya belasan petugas keamanan.
Namun kelompok hak asasi manusia, PBB dan Amerika Serikat telah menuduh tentara Myanmar menggunakan operasinya sebagai kedok untuk mengusir minoritas yang telah ditindas selama beberapa dekade.
Lebih dari 620.000 orang Rohingya telah melarikan diri tindakan keras di negara bagian Rakhine utara ke negara tetangga Bangladesh selama tiga bulan terakhir.(tqn)