Jakarta, Harian Umum- Ketua Panitia Forum Untukmu Indonesia (FUI) Dave Revano Sentosa diperiksa hingga sekitar delapan jam oleh penyidik Polda Metro Jaya, terkait tewasnya dua bocah Pademangan, Jakarta Utara, saat FUI menggelar acara pembagian sembako di Monas pada 28 April 2018.
Dave diperiksa Senin (7/5/2018) pukul 15:30 WIB hingga pukul 23:30 WIB.
"Akhirnya selesai juga (pembuatan) BAP (Berkas Acara Perkara). Hari ini cukup melelahkan karena memakan waktu lebih dari delapan jam dengan kurang lebih 25 pertanyaan," ujar pengacara Dave, Henri Indraguna di Polda Metro Jaya, Selasa (8/5/2018).
Dia menjelaskan, pertanyaan penyidik fokus pada izin yang diberikan oleh Pemprov DKI untuk acara tersebut, dan pihaknya menyatakan, jika memang FUI melanggar peraturan Pemprov, pasti acara tidak akan berlangsung.
"Jadi, surat izin kepolisian sudah keluar, terus selanjutnya izin pemakaian lokasi dari UPT Monas sudah keluarkan. Jadi, ini yang paling final," imbuh Henri.
Dave mengaku, pemeriksaan terhadap dirinya berjalan lancar. Dia menjawab semua pertanyaan yang diajukan penyidik.
"Saya sudah memberi pernyataan semua dengan detail, dengan segamblang-gamblangnya, dengan sejujur-jujurnya apa yang terjadi. Sudah diceritakan semua di dalam dan sudah dituangkan semua dalam BAP," katanya.
Terpisah, dalam acara dialog di TVOne, Selasa (8/5/2018) pagi, Wakil Direktur Pelayanan RS Tarakan, Yudi Amiarno, mengatakan, pada Senin (7/5/2018), dua dokter yang menerima kedua korban saat dibawa ke rumah sakitnya, juga dimintai keterangan penyidik Polda.
"Mereka dimintai keterangan hingga Selasa (8/5/2018) pukul 02:00 WIB," katanya.
Ia mengaku belum tahu apa saja yang ditanyakan penyidik kepada kedua dokter itu, namun ia memastikan kalau pertanyaan penyidik tentang seputar kondisi kedua korban saat kedua korban dibawa ke RS Tarakan hingga meninggal dunia.
Seperti diberitakan sebelumnya, acara pembagian sembako oleh FUI di Monas pada 28 April 2018 mengerahkan ribuan orang, namun tidak dikoordinasikan dengan aparat keamanan, sehingga saat acara berlangsung, Jakarta bukan hanya macet parah, namun juga membuat banyak orang yang pingsan, membuat puluhan anak sempat dinyatakan hilang oleh orang tuanya, dan menewaskan dua bocah asal Pademangan bernama Muhammad Rizki Saputra (10) dan Muhammad Mahesa Djunaedi (11).
Ibunda Rizki, Komariah, mengatakan, anaknya tewas karena saat mengantre sembako, anaknya itu terdorong dan terinjak-injak.
Yudi mengatakan, Rizki sudah kritis saat dibawa ke RS Tarakan, namun pada fisiknya tidak ditemukan jejak benturan, namum diketahui mengalami dehidrasi.
Ada dugaan kuat kalau penyelenggaraan pembagian sembako oleh FUI melanggar izin yang diberikan Pemprov DKI melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), karena izin yang diberikan adalah untuk penyelenggaraan Tari Massal. (rhm)