Jakarta, Harian Umum- Politisi senior Partai Golkar ini dikenal sebagai sebagai sosok yang ramah dan merakyat, sehingga tak heran jika pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 dan 2014 dirinya terpilih untuk duduk sebagai wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta.
Namun kiprah politisi bernama Zainuddin ini tak hanya konsen menampung aspirasi rakyat dan memperjuangkannya melalui Parlemen, karena ia juga turun langsung untuk memajukan apa yang menurutnya layak dan pantas untuk dikedepankan demi kebaikan anak bangsa ke depan. Salah satunya adalah memperjuangkan hak dan kebudayaan Betawi, dan bahkan saat ini politisi yang akrab disapa Haji Oding itu masih menjabat sebagai ketua umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi.
"Kiprahnya dalam membesarkan nama Betawi patut diacungi jempol. Berkat Beliau dan kawan-kawan di Bamus, saat ini nama Betawi tidak bisa lagi dipandang sebelah mata," kata politisi Partai Bulan Bintang (PBB) Ical Syamsuddin kepada harianumum.com, Sabtu (28/4/2018) malam.
Perjuangan Haji Oding bersama Bamus agar etnis Betawi tidak selalu hanya menjadi pelengkap identitas Jakarta, karena etnis Betawi merupakan penduduk asli provinsi ini, dibuktikan dengan terbitnya Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Budaya Betawi, dan Pergub Nomor 11 Tahun 2017 tentang Ikon Betawi.
“Sebelum lahirnya Perda dan Pergub, ada yang bilang Betawi seperti anak haram, nggak punya bapak-ibu. Pemerintah Daerah DKI saja belum mengakui Betawi sebagai putra asli daerah,” kata Oding pada 19 Januari 2018 lalu di Jakarta.
Atas lobi Haji Oding pulalah Tari Topeng Betawi yang merupakan salah satu kekayaan seni Betawi, menjadi masuk simbol uang pecahan Rp100 ribu cetakan 2016 dan masuknya sosok pahlawan M Hoesni Thamrin dalam uang pecahan Rp2.000.
"Selama ini simbol Betawi terabaikan. Saya sebagai orang Betawi sangat miris. Padahal jika melihat sejarah, Betawi itu telah ada sebelum munculnya kerajaan Mataram dan Majapahit," jelas Haji Oding.
Sebagai Ketua Umum Bamus Betawi yang membawahi sekitar 98 ormas Betawi, Haji Oding juga terbilang maknyus karena dia mampu meredam gejolak Ormas-ormas yang selama ini sering bersitegang.
"Kuncinya hanya dialog dan duduk bareng. Masalah sebesar apapun bisa selesai lewat dialog," tegas politisi kelahiran Jakarta 20 Juni 1958 ini.
Berniat Lompat ke PBB
Haji Oding mengakui, perjuangan dirinya bersama Bamus untuk menjadikan tuan rumah di Jakarta yang notabene merupakan rumahnya sendiri, masih butuh jalan yang cukup panjang.
Saat ini, bersama Bamus Betawi, Haji Oding sedang memperjuangkan keberadaan simbol-simbol Betawi di seluruh pusat perbelanjaan di Ibukota, sehingga kelak seluruh pintu masuk mal harus memberikan nuansa dan ciri khas Betawi, sehingga setiap orang yang ke mal itu merasa dan menyadari bahwa mereka berada di sebuah wilayah dimana etnis Betawi adalah tuan rumahnya.
"Jadi, di pintu masuk itu bisa saja dipasang ornamen berupa pantun ala Betawi dan ondel-ondel. Kami hanya minta kepada pengusaha pemilik mal, hotel dan pusat belanja agar membudayakan kebudayaan Betawi," tegas Oding.
Politisi yang bermukim di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini mengaku, Presiden Jokowi pun sangat peduli pada kebudayaan Betawi, sehingga Tari Topeng dan foto pahlawan M Hoesni Thamrin menjadi gambar dalam mata uang.
"Saat Lebaran Betawi yang digelar Bamus Betawi, Jokowi ikut hadir. Ini kan sejarah, karena belum ada presiden yang mau hadir saat Lebaran Betawi. Nah, kehadiran Jokowi ini sangat penting buat kebangkitan Betawi," tambahnya.
Ia juga mengapresiasi tindakan Presiden yang sering memakai simbol Betawi jika menyambut tamu negara di Istana.
Meski demikian ia mengakui kalau dirinya dan Bamus sedikitnya masih punya agenda besar yang akan direalisasikan, yakni mendirikan Kampung Betawi di Pasar Seni Ancol, mendirikan Museum Betawi, dan masuknya pelajaran kebudayaan Betawi di sekolah
"Ini PR (pekerjaan rumah) kami. Doakan PR-PR itu dapat segera kami realisasikan," katanya.
Namun belakangan ini kegalauan politik agaknya tengah menghantui politisi yang bernaung di "Pohon Beringin" sejak 1990-an tersebut, sehingga ia kemungkinan akan "hijrah" ke Partai Bulan Bintang (PBB).
"Beliau sekarang tengah istiqaroh karena pandangan politiknya nampaknya telah bergesar ke partai berbasis Islam," kata Ical Syamsuddin kepada harianumum.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (28/4/2018) malam.
Ketua DPP Lembaga Anti Korupsi Indonesia (LAKRI) DKI Jakarta ini mengakui, ia dan Haji Oding telah berkomunikasi, dan dari komunikasi itu terlihat jelas Haji Oding akan meninggalkan Golkar untuk pindah ke Gerindra atau PBB.
"Tapi sepertinya Bang Oding lebih mengarahkan pandangannya ke PBB sebagai partai yang jelas membela hak dan harga diri agama, bangsa dan kedaulatan NKRI . Sejalan dan searah pandangan dengan cita-cita hidupnya," jelas Bacaleg PBB dari Dapil Jakarta Pusat ini.
Dari Ical juga diketahui kalau pada Sabtu Haji Oding mampir ke markas besar PBB di Pasar Minggu, sebelum pulang ke rumahnya. (rhm)





